![]() |
Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Agam mulai tahun ini menggelar pilwana secara elektronik, yakni dengan menggunakan sistem e-voting. Ini menjadikan Agam sebagai daerah pertama di Sumatera Barat yang menerapkan sistem e-voting dalam pilwana sebagaimana diketahui dari rilis berita ANTARA, .
Dijelaskan Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, penggunaan sistem ini memiliki beberapa kelebihan. Selain menghemat biaya, proses penghitungan suara akan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Mengingat pemilihan secara elektronik adalah sesuatu yang baru bagi masyarakat, berbagai persiapan telah dilakukan pemerintah, mulai dari tahap persiapan dalam bentuk pelatihan dan kegiatan sosialisasi.
"Kita bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)," kata Trinda.
BPPT sebelumnya telah melakukan uji coba pemungutan suara menggunakan sistem e-voting dalam pemilihan kepala desa di beberapa kabupaten. Agam menjadi daerah kelima di Indonesia.
BPPT sebelumnya telah melakukan uji coba pemungutan suara menggunakan sistem e-voting dalam pemilihan kepala desa di beberapa kabupaten. Agam menjadi daerah kelima di Indonesia.
Namun, jumlah peralatan yang terbatas menyebabkan pemungutan suara tidak dilakukan secara serentak. Pelaksanaan pilwana 28 nagari digelar dalam lima kloter 16, 19, 22, 25 dan 29 Juli 2017.
Diberitakan Padang Ekspres, sistem e-voting tidak bisa diakomodasi pada banyak tempat sehingga berdampak pada pengurangan jumlah TPS. Hal ini dikhawatirkan berimbas pada penurunan partisipasi pemilih.
“Sistem pemilihan berubah, tentu tidak banyak tempat untuk menyalurkan hak suara. Jauhnya jarak tempuh ke tempat menyalurkan suara dan sulitnya transportasi, bisa jadi kendala masyarakat,” kata Sutan Mantari, tokoh masyarakat kepada Padang Ekspres.
Jadwal
Bawan, Sitanang, dan Silareh Aia adalah tiga nagari pertama yang menyelenggarakan pemungutan suara pada 16 Juli. Jumlah pemilih di ketiga daerah ini mencapai 20.000 orang.
Pada 19 Juli, pemungutan suara berlangsung di sembilan nagari: Tiku Utara, Duo Koto, Paninjauan, Koto Malintang, Balingka, Sianok VI Suku, Koto Gadang, Malalak Barat, dan Malalak Timur. Keseluruhan nagari itu memiliki sekitar 22.000 pemilih.
Berikutnya, pada 22 Juli, pemungutan suara dilanjutkan di tujuh nagari: Padang Lua, Kubang Putiah, Sungai Tanang, Taluak IV Suku, Ladang Laweh, Gadut, dan Kapau. Dari tujuh nagari ini, ada sedikitnya 30.000 orang yang akan menyalurkan suaranya melalui sistem e-voting.
Batu Palano, Padang Laweh, Sungai Pua, Nan Tujuah, dan Pasia Laweh menggelar pemungutan suara pada 25 Juli. Hampir 20.000 terdaftar sebagai pemilih di tujuh nagari tersebut.
Gelombang terakhir pada 29 Juli digelar untuk Balai Gurih, Biaro Gadang, Lambah, dan Kamang Hilia dengan jumlah pemilih sekitar 17.000 orang.
Jadwal
Bawan, Sitanang, dan Silareh Aia adalah tiga nagari pertama yang menyelenggarakan pemungutan suara pada 16 Juli. Jumlah pemilih di ketiga daerah ini mencapai 20.000 orang.
Pada 19 Juli, pemungutan suara berlangsung di sembilan nagari: Tiku Utara, Duo Koto, Paninjauan, Koto Malintang, Balingka, Sianok VI Suku, Koto Gadang, Malalak Barat, dan Malalak Timur. Keseluruhan nagari itu memiliki sekitar 22.000 pemilih.
Berikutnya, pada 22 Juli, pemungutan suara dilanjutkan di tujuh nagari: Padang Lua, Kubang Putiah, Sungai Tanang, Taluak IV Suku, Ladang Laweh, Gadut, dan Kapau. Dari tujuh nagari ini, ada sedikitnya 30.000 orang yang akan menyalurkan suaranya melalui sistem e-voting.
Batu Palano, Padang Laweh, Sungai Pua, Nan Tujuah, dan Pasia Laweh menggelar pemungutan suara pada 25 Juli. Hampir 20.000 terdaftar sebagai pemilih di tujuh nagari tersebut.
Gelombang terakhir pada 29 Juli digelar untuk Balai Gurih, Biaro Gadang, Lambah, dan Kamang Hilia dengan jumlah pemilih sekitar 17.000 orang.
Admin

